Meskipun saya mengaku tidak punya
seseorang yang saya idolakan atau tidak memiliki status fans seseorang, saya
cukup tertarik dengan Raditya Dika. Kalau anda hidup di jaman saya temen
temen, sosok ini terkenal di kalangan kaula muda. Bang Radit adalah seorang
creativepreneur yang mengawali karirnya dari seorang penulis. Kini dia berhsil
membuat film layar lebar maupun film serial. Waktu itu film terbarunya sedang
tayang di bioskop. Judulnya Malam Minggu Miko Movie. Gaya humornya yang kocak di
film film sebelumnya membuat saya ingin melihat filmnya kali ini.
Ketika itu saya bingung harus
menonton dengan siapa. Teman teman kontrakan saya nggak tertarik dengan film
lokal. Paling mau nonton kalau udah keluar downloadnya :|. Bagaimana kita bisa membuat
perfilman indonesia berkembang kalau pemudanya sendiri tidak ingin mencoba
menontonnya? :( .
Alhasil saya merandom teman yang ada di contact saya. Keluarlah satu nama yang
muingkin bisa diajak nonton. Kira kira begini isi sms saya.
Saya : “Nganggur gak ntar malem?”
Dia : ”Nganggur, kenapa?”
Saya : “Temenin nonton yok?”
Dia : “Ayok”
Tanpa basa basi hanya dengan 2
kali sms fungsi random saya berhasil dengan sukses. Hahaha... :D. Sesuai dugaan
film Bang Radit berhasil membuat saya tertawa terpingkal pingkal. Berhubung
kita nonton pada jam 18.30 sehingga kami belum sempat makan, teman saya
mengajak saya untuk makan malam setelah film selesai.
Dia : “Makan yuk”
Saya : “Makan dimana?”
Dia : “Di deket taman bungkul ada
tempat makan unik, namanya mi akhirat. Coba yuk”
Saya : (Mati deh, saya kan nggak suka pedes) “Tapi aku nggak kuat makan
pedes”
Dia : “Yaudah kalo nggak suka
pedes kamu coba dimsumnya aja”
Saya : (Mengambil nafas panjang, bismillah) “Oke deh ayo”
Melihat menu yang ada di depan
mata saya ternganga. Semua kelihatan serem. Ada mi goreng neraka, mi kuah
neraka, sayap malaikat, nasi goreng neraka semuanya berhubungan dengan akhirat.
Mata saya tertuju pada sebuah menu yang dari namanya terlihat bersahabat. Menu
itu adalah mi surga. “Kalau neraka pasti
pedas. Kalau surga berarti kan kebalikannya”.
Akhirnya setelah memesan di kasir,
si mbak tanya sesuatu yang tidak saya prediksi. “Mau level berapa mas?”. Buset,
mi surga ternyata juga merupakan makanan pedas. Karna lelaki tidak pernah
menarik kata katanya, maka saya menjawab dengan tegas “Level 1 mbak :D”. Lalu apa perbedaan mi neraka dan mi surga?
Ternyata mi neraka terlihat hitam legam dan mi surga putih seperti mi biasa :'( .
Dan akhirnya mi surga itupun tidak
terasa seperti surga. Saya nggak habis :|. Cupu abis.
Teman saya yang satu ini ternyata
sedang mengalami patah hati. Dia baru saja mengakhiri hubungannya dengan
seseorang yang sudah menemaninya hampir selama dua taun. Dan sekarang dia
sedang berusaha menarik diri untuk menjalin hubungan kembali dengan orang lain.
“Kalau habis putus, tunggu sampai H+4 bulan baru kita bisa berfikir jernih
untuk hubungan selanjutnya”.
Memang benar sih, terkadang
ketika kita putus dari suatu hubungan, dan ketika ada orang lain yang mendekati
kita, Seolah olah kita menemukan sosok yang jauh lebih baik daripada mantan
kita. Padahal itu hanya karna kondisi hati kita yang sedang tidak stabil dan
kebetulan ada seseorang yang mau mendengarkan kita dengan background modusnya
itu.
Memang terasa nyaman ketika kita
merasa diperhatikan dan di dengar, tapi apakah kita benar benar merasa seperti
itu? apakah dia benar benar pendengar yang baik? atau karna pelarian saja dari
mantan kita yang tidak sesuai harapan? Dan kesempatan bagi orang lain untuk
mengambil hati kita? Hanya diri kita yang mampu menjawabnya.
Malam itu saya tidak hanya
mendapatkan teman nonton tapi juga seorang yang dapat membuka pola pikir saya.
Seseorang menjadi bijak bukan karna pengalamannya tapi karna dia mampu
mengambil hikmah dari setiap pengalamannya. Baik yang menyenangkan maupun yang
menyedihkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar