Pages

Wahdania Nuris Sabila

2018, tahun dimana saya melepas status lajang. 14 April 2018 akhirnya saya memilki buku sakti yang diterbitkan secara berpasangan yaitu buku nikah. Keren ya, buku aja bisa so sweet gini.

Saya menikah dengan wanita yang sudah saya kenal semenjak SMA. Kami bertemu pertama kali pada tanggal 13 Juli 2008. Hari itu adalah hari pertama kali masuk SMA. Sepuluh tahun kami sudah saling kenal hingga akhirnya menikah. Kalo diibaratkan nyicil rumah, mungkin rumahnya udah lunas.

Wanita itu bernama Wahdania Nuris Sabila. Pertama kali saya mengenalnya, dia merupakan anak perantuan juga yang sekolah jauh dari tempat tinggalnya. Asalnya dari kota Jepara. Kami satu kelas sewaktu SMA.

Saya sendiri berasal dari Kudus. Memutuskan sekolah di SMA 1 Pati karena waktu itu ditolak di SMA Taruna Nusantara. Sedangkan dia memilih SMA 1 Pati sejak awal. Katanya sih jatuh cinta dengan SMA itu sejak pandangan pertama. Seperti itulah scenario Tuhan untuk mepertemukan kami

Sejak awal masuk SMA, Nia (sapaan dari Wahdania) adalah gadis yang populer (ini serius nggak nggombal). Waktu itu banyak cowok cowok yang deketin. Saya saksi matanya sendiri. Bahkan sejak MOPDB. Dari mulai angkatan sendiri sampai senior. Waktu itu masa masa kejayaan nya lah.

Awalnya saya merasa minder waktu mau deketin dia, karena saya termasuk orang yang cupu waktu itu. Ganteng sih, cuman cupu. Jauh dari figure idaman cewek saat ini. Nggak pinter bikin puisi, nggak punya geng motor (punya motor aja enggak), dan juga nggak jago main perkusi. Yah hidup saya biasa biasa aja lah, sekolah, di kostan, ikut pembinaan olimpiade computer. Gitu gitu aja. Paling yang sedikit keren waktu itu saya ikut organisasi PKS. Meskipun nggak ada keren kerennya dibandingkan sama anak basket. Apalagi liat mantannya yang tajir tajir. Minder lah pokoknya.

Sampai akhirnya saya cobain untuk berani mendekatinya. Ternyata Nia lebih dari sekedar indah. Dia itu anak yang mandiri, rajin, rapi, pengetahuan agamanya bagus. Waktu kelas 1 dia sempet rangking 3 di kelas. Saya boro boro rangking 3, masuk 5 besar aja kayaknya nggak pernah :v. Dia juga ternyata nggak matre, nyatanya  mau sama saya. Anak kostan dekil yang tiap hari jalan kaki ke sekolah. Waktu itu dia anak yang unik, tubuhnya kurus banget (sekarang udah berisi sih). Tapi makannya sering. Bisa 5 kali sehari lho.

Kami jadian di hari rabu, 22 April 2009. Waktu itu kelas X semester 2. Waktu itu sekolah libur (lupa libur apa). Kami jadian di pantai bandengan Jepara (berusaha romantis). Tiga tahun kami selalu di tempatkan dalam satu kelas. Dia langganan jadi sekretaris karena orangnya rapi dan tulisannya bagus. Sementara saya 2 tahun jadi wakil ketua kelas, dan satu tahun menjadi ketua kelas. Enggak tau kenapa. Mungkin karena nggak ada yang mau kali ya sehingga saya dijadikan tumbal.

Nia merupan saksi hidup saya selama ini. Menemami segala kegagalan dan kesuksesan saya. Selalu sabar dengan kelakuan saya yang kadang menjengkelkan. Selama 10 tahun kami mengenal, hanya 3 tahun kami berhubungan jarak dekat. Sisanya kami hanya bertemu sesekali dan lebih sering berkomunikasi dengan media.

Dia kuliah di UNS mengambil pendidikan biologi. Sedangkan saya terlempar jauh ke ITS Surabaya. Padahal aslinya kami ingin sama sama di UGM. Entah kenapa malah jadinya berpisah. Yah mungkin Tuhan ingin memberikan ujian terhadap hubungan kami. Sampai sewaktu berkerja pun kami berpisah. Saya di Jakarta dia di Pemalang. Tapi dia selalu setia menanti saya. Menjaga hati saya. Meskipun banyak lelaki yang berusaha mendekatinya.

Mungkin perjalanan kami nggak selamanya mulus. Kami pernah bertengkar, tersakiti, menangis, bahakan juga pernah putus. Tapi entah kenapa kami nggak bisa saling melupakan. Seperti sudah menjadi bagian dari hidup. Mungkin juga seperti itu kedepannya. Siapa yang tau akan cobaan yang akan datang. Tapi saya optimis dapat melaluinya bersama. Seperti apa yang sudah kami lakukan 10 tahun ini.

Untuk istriku yang tercinta. Teruslah bersabar terhadapku. Mungkin aku bukan laki laki yang sempurna. Akan tetapi aku akan berusaha menjadi suami yang baik bagimu.


Postingan ini didedikasikan untuk
Wahdania Nuris Sabila





Galih

2 komentar:

  1. Haloo kak. Perkenalkan saya Imelda, saat ini saya adalah seorang mahasiswa di universitas negeri medan. maaf jika komentar saya tidak berkaitan dengan isi tulisan kakak yang sangat romantis. panjang cerita saya bisa sampai ke tulisan kakak ini. jadi begini kak, seperti nya kak Wahdania nuris sabila yang ada ditulisan kakak adalah orang yang sedang saya coba hubungi. Karena skripsi kak Wahdania tahun 2015 yang berjudul "peningkatan kuantitas dan kualitas pertanyaan peserta didik melalui penerapan pbl pada pembelajaran biologi" saat ini sedang saya jadikan salah satu referensi saya dalam menyusun skripsi. jika kakak tidak keberatan boleh kah saya mengetahui alamat email kak wahdnia? saya moho kak. terima kasih sebelumnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo. Ini emailnya wahdania.nuris@gmail.com semoga membantu ya

      Hapus