Tumbuh dewasa terkadang menyebalkan. Sekarang semua orang
memperhitungkanmu, melibatkanmu dengan status dewasamu. Suaramu menjadi lebih
didengar, tindakanmu menjadi lebih disorot. Ada yang mendukungmu, ada yang tak
sependapat denganmu. Perbedaan itu pasti, tapi mengerti akan perbedaan itu
sulit. Mengalah bukan berarti kalah, tapi mengalah itu terkadang menyakitkan.
Entah mengapa kita bisa menyakiti seseorang tanpa disengaja.
Hanya karena hal sepele yang tidak penting untuk di perdebatkan. Hanya menambah
beban pikiran. Sebenarnya siapa yang salah? Apakah yang menyakiti tanpa
sengaja? Atau yang merasa tersakiti, yang tidak dapat menerima kenyataan? Sebuah
definisi menyakiti semakin absurd. Seolah olah itu hanya persepsi diri kita
sendiri.
Entahlah, aku pun tak tau. Jika teringat akan pelajaran
sekolah, maka menghina dan atau melukai fisik orang lain adalah contoh yang
paling mudah. Sisanya sangat bergantung terhadap hati dan perasaanmu.
Setiap orang menginginkan hidup damai. Aku pun begitu. Tapi
masalah selalu ada. Percayalah tidak ada satu masalahpun yang bisa diselesaikan tanpa kehendak Tuhan. Apalagi melibatkan hati manusia. Ketika
sesorang dipenuhi dengan kebencian maka seluruh isi dunia ini tak akan mampu
meluluhkannya.
Aku muak, Aku ingin berontak. Tidak bisakah kita berhenti
membenci? Dan mencoba saling mengerti? Aku yakin segalanya bisa di diskusikan.
Pasti ada jalan tengah di setiap masalah. Tolong sudilah untuk lebih mendengar,
bukan memaksakan kehendak. Coba lihat sekelilingmu! Apa mereka nyaman dengan
emosimu? Atau menjauh karena takut terhadapmu?