Pages

Handuk Si Cantik


Penghuni El-Slameto mempunyai karakteristik yang unik, hal ini lah yang menyebabkan kita seolah olah seperti kost kostan yang mempunyai kharisma dibandingkan kost kostan lain. Salah satunya adalah saya. Meskiun saya ngotot bahwa saya adalah anak yang tampan, mereka tetap berkata bahwa saya cantik. Terdengar seperti guyonan tapi karna hal ini saya mengalami trauma yang berkepanjangan.

Kejadiannya di sore hari menjelang maghrib. Saya sedang menikmati sejuknya air tanah yang menjadi sumber air mandi kami. Seperti layaknya pria, saya biasa keluar dari kamar mandi hanya berbalut selembar handuk saja.  Ketika saya hendak memsuki kamar, saya berjumpa dengan Mas Deni, “Waw... anak ini cantik ternyata,  sexy juga. “ujar mas deni.  Saya dengan nada risih menjawab “Apa sih mas, jijay tau”. Tak disangka sangka Mas Deni malah berniat mengerjai saya. Dia memanggil penghuni El-Slameto yang lainnya,“Woi temen temen, ada cewek cantik nih, godain yok”. Spontan Panji dan Angga berlari ke depan kamar saya. Terlambat untuk masuk kamar, saya malah dikelilingi orang orang itu. “Mau kemana cantik, sini dulu aja gag usah buru buru”, ujar Angga. Saya merasa ngeri dan panik layaknya orang mau di perkosa. Saya mencoba untuk masuk kamar tapi Panji malah menarik anduk saya, saya lantas berteriak lantang memegang handuk saya terduduk di lantai dan menendang nendang kesegala arah, “jangan... jangan... tolong.. toloong...”. Setelah merasa puas mengerjai mereka tertawa terbahak bahak dan membiarkan saya untuk masuk kamar.

Sejak saat itu saya tidak pernah meninggalkan kamar mandi hanya berbalut handuk semata, sumpah, saya sempat depresi beberapa hari karna hal itu. Sial..

Galih Putera NS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar