Alkisah waktu itu saya sedang dalam perjalanan ke solo
menggunakan kereta api. Dengan tiket promo saya melancong ke kota dengan
julukan spirit of java tersebut dengan penuh semangat karena ingin bertemu
dengan seseorang. *ehm. Saya
menggunakan kereta ekonomi duduk di bagian kursi 4 orang berhadapan di pojok
sebelah kaca.
Perjalanan itu berlangsung hening, tanpa percakapan sok
akrab seperti yang saya harapkan sebagai seorang introvert. Penumpang yang
berada di samping saya sibuk dengan smartphone nya. Ibu ibu di depan saya sibuk
dengan anaknya yang agak rewel, bapak bapak yang bersilangan tempat duduk
dengan saya sibuk beristirahat selama perjalanan sedangkan saya menikmati
pemandangan yang terlihat dari kaca kereta.
Hingga akhirnya penumpang turun satu persatu yang tersisa
hanya saya dan ibu ibu di depan saya. Sesampainya di madiun bapak bapak
bertubuh gemuk mengisi tempat duduk di sebelah saya menggantikan penumpang yang
sebelumnya. Tiba tiba ibu ibu tersebut menyapa saya.
“Kuliah dimana mas? UNS?”, tanya Ibu tersebut.
“Oh, saya kuliah di ITS buk. Tapi lagi main ke solo”, jawab saya
“Oh gitu ya, saya dulu alumni UNS angkatan 95 (Kira kira segitu saya agak sedikit lupa).
Tahun tahun rame dulu lho mas”.
“Rame gimana bu?”, saya mulai tertarik.
“Itu lho mas, jamannya Budiman sudjatmiko”
Nama aneh yang saya tidak kenal tiba tiba muncul di
percakapan kita. Karna nggak pengen kelihatan begok saya pura pura ngerti aja
alur pembicaraan. Tiba tiba bapak sebelah saya nyengir
“Bapaknya sampai ketawa. Tau kan pak?” tanya ibu tersebut
“Dia itu kuliah solo buk?” si bapak pun ikut dalam pembicaraan.
“Oh bukan, dia itu anak UGM dulu. Tapi pengikutnya kan
sampai solo pak”
Saya merasa semakin begok ketika si bapak pun tau.
Kesimpulan saya adalah Budiman Sudjatmiko ini pastilah orang terkenal.
Si Bapak dan Ibu itu tiba tiba bernostalgia pada masa kuliahnya
dulu. Terdengar cerita pemberontakan pada orde baru. Saya yang pengen ngerti
pun akhirnya menanyakan sosok ini pada teman setia saya. Google. Yah setidaknya
saya nggak perlu malu kalo tanya sama dia.
Ternyata sosok ini merupakan tokoh terkenal pada masa tersebut.
Merukapakan pendiri Partai Rakyat Demokratik. Salah satu dalang dimana
terjadinya penolakan terhadap pemerintahan orde baru di jawa tengah. Beliau akhirnya tertangkap dan dikenai sangsi penjara 13 tahun. Akan tetapi
akhirnya Budiman Sudjatmiko di bebaskan pada masa pemerintahan Gusdur. Buset
kenapa saya baru tau ya.
Yang lebih membuat saya malu adalah kedua penumpang di
sebelah saya sangat bersemangat menceritakan pengalamannya dulu menghadapi
situasi politik yang kacau balau sementara saya sebagai mahasiswa aktif dan tua
(nggak enak banget tua nya) malah
belum pernah aksi (demo) sekalipun. Pedih.
"Kalo mahasiswa jaman sekarang, nggak begitu rame kayak dulu ya mas?", tanya si Ibu tersebut.
"Belum tentu lah bu, ini harga pada naik semua masak mahasiswa mau diem aja. Ya kan?", jawab si Bapak
Saya cuman bisa nyengir. Entah kenapa pergerakan mahasiswa pada jaman dahulu terlihat
lebih garang, greget dan totalitas berbeda dengan masa sekarang. Bahkan di
kampus saya yang terkenal dengan nama kampus perjuangan. Mungkin perjuangan
bagi kebanyakan mahasiswa sekarang adalah dengan berkarya dan berprestasi.
Entahlah yang jelas menurut saya masih banyak yang belum mengerti tanggung
jawab “lain” sebagai mahasiswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar