Pages

Pindah Rumah Lagi

Emang bener kata bang Radit. Di dalam hidup kita pasti sering terjadi perpindahan. Seperti yang saya lakukan sekarang ini. Karena diterima di sebuah startup di jakarta dengan gaji yang kompetitif buat fresh graduate semacam saya yang belum wisuda dan belum dapet ijazah, saya memutuskan untuk hijrah ke Jakarta.

Sebenernya saya nggak kepikiran buat kerja di kota ini. Bagi saya kota ini terlalu rame. Rame banget. Jalanan, mall, rumah-rumah, semua rame. Ini nggak matching sama kepribadian saya sobat. Saya besar di kaki gunung muria di sebuah perumahan yang damai. SMA di kota pensiunan yang lebih sepi lagi. Kuliah meskipun di surabaya tapi ITS masih merupakan tempat yang tidak terlalu padat. Tapi seperti inilah nasib seorang programmer sobat. Kalau nggak di jakarta, mana lagi yang menjanjikan gaji tinggi dan pekerjaan yang bagus?

Bukan hanya suasana yang pindah, kebiasaan pun ikut berpindah. Saya yang sudah ngelotok pake bahasa pemrogramman PHP sekarang harus membiasakan diri dengan Ruby, Jam kerja saya yang dulunya fleksibel jadi 40 jam seminggu, dan waktu saya untuk keluarga, pacar dan teman jadi berkurang. Dunia kerja memang tak seindah dunia kampus.

Di saat kita pindah, maka suatu saat pasti kita akan mengalami kebingungan. Seperti yang saya alami sebelumnya. Ketika saya membuka lemari, menemukan barang barang lama dengan kenangannya, saya harus memilih mana yang akan di bawa dan mana yang akan di tinggal. Ini adalah ujian pertama kita ketika hendak berpindah rumah. Saya berharap kali ini saya membawa barang yang benar, dengan mimpi mimpi baru dan harapan baru yang akan berusaha saya capai di tempat yang lain.

Selamat tinggal masa lalu, selamat tinggal Surabaya.

Galih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar